10 Oktober 2011

teruntuk perindu Syahid

Salaamun ‘alaikum wahai para pejuang. Untaian salam serta senyum ku haturkan hanya kepadamu para pejuang. Semoga Allah senantiasa merahmati setiap diri yang tak takut mati.
Di tempat ini ku mulai merasakan rasa rindu penuh haru kepada kalian semua. Maafkan daku yang tak kunjung mampu penuhi seruan mulia itu. Kepada jiwa-jiwa yang istiqomah di jalanNya walaupun cercaan tiap waktu menerpa. Kepada jiwa-jiwa pemberani, meskipun label teroris tersematkan dari orang-orang yang tak mengerti. Maafkan daku wahai saudaraku, ku belum mampu tuk berbuat sesuatu demi tegaknya Dhin di bumi pertiwi.
Dunia telah membutakanku wahai saudaraku, hatiku terasa pilu. Mataku kini seakan buta. Bahkan Ku tak mampu melihat diriku lagi. Ku coba tuk merenungi diri, tapi berhenti di batas tepi yang ujungnya tiada kunjung di nanti. Tetesan air mata yang membasahi pipi di malam penuh sunyi, belum  mampu mengobati rasa rindu kepada kalian para pejuang Ilahi. Cintaku kini ternodai wahai saudaraku, ternodai..

Ku tahu Allah maha mengerti dan memaklumi hambaNya yang hina layaknya diriku ini. Tapi ku malu, malu wahai saudaraku, karena hampir di pastikan bahwa ku mengulangi lagi kesalahan itu.
Ku selalu menagih simpati pada setiap diri yang tak berarti. Robb.. maafkan daku yang tak kuasa menahan cinta. bukan cinta dari kuasaMu, tapi cinta yang berujung nafsu. Duhai Robbi, yang maha membolak-balikkan hati. Teguhkan imanku, teguhkan cintaku, istiqomahkan diriku, dengan tegukkan rasa ikhlas, hanya karenaMu…
Duhai saudaraku di bumi perjuangan mulia. Do’akan daku untuk segera menyusul kalian. Melawan dengan segenap kekuatan para penyembah setan. Menegakkan dhin ini setegak-tegaknya. Hingga terus berkibar, sampai Isrofil memeberikan tanda berakhirnya jaman… amiin.

0 comment:

Posting Komentar