Aku masih anakmu ibu.. putramu yang biasa
memetik cabai di sawah, puteramu yang selalu bermain air di wangan
(saluaran irigasi), putramu yang senantiasa berceloteh tentang keluh kesahnya,
puteramu yang seringkali bikin keonaran dan mebuat berantakan seisi rumah. Aku
masih menjadi puteramu ibu, meskipun aku kini diamanahi untuk mendampingi dan
melindungi puteri dari orang lain.
Do’aku kan selalu menyertaimu ibu. tidak akan
pernah ku sia-siakan tetesan airmata yang selalu membasahi pipi di sepertiga
malammu ibu. Berkat do’amu aku bisa berdiri tegak, berkat kasih sayangmu aku
bisa tumbuh dan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Engkau yang telah
mengajarkanku arti kelembutan, engkau yang telah mengajarkanku arti kasih
sayang.
Aku menikah bukan berarti aku ingin pisah. Aku
hanya ingin menyempurnakan diri sehingga aku bisa disebut manusia. Ibu..
ijinkan aku mengabdi bersama istriku, yang dengan itu kan terus mengalir dari
untaian lisan penuh rahmat bahwa do’a-do’a yang senantiasa berkah darimu kan
menjadi pembimbing sekaligus petunjuk bagiku. Jikalau istriku ku panggil
muslimah cahaya, maka engkau adalah muslimah cahaya diatas cahaya, yang
cahayamu menerangi hatiku yang kelam. Bak lentera digelap gulita, bagai
rembulan purnama yang begitu mempesona.
Didepan, jalan begitu terjal. Namun kami yakin
ibu, kami dapat melaluinya. Sebagaimana ibu telah contohkan kepada kami akan
besarnya perjuangan dan pengorbanan yang kan mebuahkan keberhasilan. Jalan
didepan begitu susah untuk dilewati, namun bersama keikhlasan hati yang telah
ibu ajarkan kepada kami, insyaAllah kan mebawa berkah tersendiri.
Ibu, engkaulah panutan kami. Engkaulah maha
guru di dunia ini yang apapun takkan mampu mebalas semua jasa dan kebaikanmu.
Melalui tanganmu kau jaga ruh yang telah dititipkan kepadaku. Melalui
pandanganmu yang teduh, terpateri keelokan hati bahwa materi tidaklah menjadi
sesuatu yang hakiki. Namun sesungguhnya, dunia setelah dunia menjadi akhir
cerita perjalanan panjang untuk bisa bersemayam didalamnya bersama orang-orang
yang dicinta.
1 comment:
Aku tak bisa berpandai kata tapi aku pun punya rasa yang sama seperti yang dirasa penulisnya.
Mungkin rasa ini datang lebih awal sebelum waktunya.
Posting Komentar