28 Agustus 2012

Assalamu'alaikum Cinta


Kepada seseorang yang aku cintai karena kelembutan akhlaqnya
Kepada seseorang yang senantiasa menjaga puasa daudnya
Kepada seseorang yang Al-Qur’an merupakan pelita didalam hatinya
Kepada seseorang yang alma’tsurat menjadi penghias pagi dan petangnya
Kepada seseorang yang menjaga waktu dhuha dan tahajudnya
Kepada seseorang yang senyum ikhlas menjadi shodaqoh darinya
Kepada seseorang yang dalam do’a selalu ku sebut namanya
Kepada seseorang yang teguh dan sabar didalam penantiannya

Assalamu’alaikum cinta…

Seuntai kata taqwa adalah lebih baik dari bumi dan seisinya. dari jarak yang jauh di ujung dunia, ku ucapkan salam keselamatan dan keberkahan sebagai tali pengikat hati, bahwa sejauh apapun jarak bukan menjadi asbab terpisahnya jalinan suci. Bahkan untuk ukuran dimensi ruang dan waktu pun tidak. Karena sejatinya, ucapan salam tak hanya sebatas dunia, melainkan syurga.

……salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (24:61)
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: Salam; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (33:44)
Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezkinya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang.  (19:62)
(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (36:58)

Dengan salam, kala itu pertama kali kita dipertemukan. Dengan salam, awal dimana tatapan syahdu menjadi ketawadhu’an. dan Dengan salam,  dimana awal untain kata mutiara sya’ir berubah menjadi sebuah keteladanan.

Mekarnya turnera subulata adalah pertanda, bahwa gederang aktivitas menusia telah dimulai untuk mencari rizki yang telah dilimpahkanNya. Namun lebih dari itu, ketika si turnera masih menguncup dan embun tebal masih sebagi selimut, bersama itu pula langkah kaki ini menembus rerimbunan Eleais Guinensis. Hutan belantara, dimana ratusan orang mengadu nasibnya. Memeras keringat, sebagai maklumat akan besarnya sebuah tanggung jawab.

tidak menjadi soal bahwa itu adalah jalan penuh duri, atau pun usaha yang keringat darah seakan menjadi hal yang lumrah. Ini adalah tentang tanggung jawab cinta... Sebagaimana dulu aku pernah berazam, bahwa aku takkan engkau kelaparan, serta takkan ku biarkan engkau kedinginan atau pun kepanasan.
Engkau adalah insan yang ku pilih atas pilihan sadar cinta.. Menemani setiap langkah perjuangan dalam meniti jalan kebenaran. Dimana hambatan, kesulitan, kesusahan dan penderitaan adalah cara Allah untuk mendewasakan. lihatlah Fathimah dan Ali, didalam Penderitaanya, terlahir anak-anak yang menjadi imam bagi generasi berikutnya. Didalam penderitaan mereka, sebenarnya kebahagiaan selalu menyertainya. Hanya saja, kita terlalu silau dengan sesuatu yang nampak. Sehingga kebahagiaan dan kesejahteraan hakiki hanya dipandang sebatas pada materi. Lihatlah rumah mereka yang hanya tambal sulam seadanya, namun si Kecil Hasan, Husain, dan Zainab menangis karena roti berbuka mereka tidak segera diberikan kepada peminta-minta.

Aku tahu, bahwa engkau bukanlah Fathimah yang begitu setia dalam sengsara, tidak pula ‘Aisyah yang cerdas dalam hal analisa, dan engkau juga bukanlah Khadijah yang begitu sempurna didalam menjaga. Engkau hanyalah wanita akhir zaman yang berusaha untuk menjadi sholehah. Namun bagiku engkau adalah sebuah anugerah, yang ditakdirkan oleh Allah kepada laki-laki yang senantiasa berkeluh kesah. Maka segenggam tabah haruslah senantiasa terasah, Agar kehidupan ini kian terarah. sehingga apa yang di ucap, apa yang di lihat, dan apa yang di perbuat, kan senantiasa menjadi berkah.

Sabar dan tabah, tak kan pernah terpisah. Maka engkau yang disana duhai cinta.., Allah telah menjajikan ‘Adn kepada segenap hambaNya.
(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (13 : 23-24)

Aku membutuhkan cahaya dikala gelap gulita. Langkahku tak kan terarah dikala cahaya itu sirna. Karena sesungguhnya engkaulah pelita harapan. madrasah peradaban bagi penutup kisah akhir perjuangan ksatria sastra mujahid dakwah dikancah medan pertempuran. Karena itulah, engkau ku panggil “muxlimah cahaya azucena”

insyaAllah sebantar lagi aku pulang, Nantikanku di pintu as-salam

Wassalamu’alaikum cinta..


                                                                                                                       Utrech, 28 Agustus 2012

                                                                                                                       muxafir_kelana



1 comment:

Posting Komentar