Kepada seseorang
yang aku cintai karena kelembutan akhlaqnya
Kepada seseorang
yang senantiasa menjaga puasa daudnya
Kepada seseorang
yang Al-Qur’an merupakan pelita didalam hatinya
Kepada seseorang
yang alma’tsurat menjadi penghias pagi dan petangnya
Kepada seseorang
yang menjaga waktu dhuha dan tahajudnya
Kepada seseorang
yang senyum ikhlas menjadi shodaqoh darinya
Kepada seseorang
yang dalam do’a selalu ku sebut namanya
Kepada seseorang
yang teguh dan sabar didalam penantiannya
Assalamu’alaikum
cinta…
Seuntai kata taqwa
adalah lebih baik dari bumi dan seisinya. dari jarak yang jauh di ujung dunia,
ku ucapkan salam keselamatan dan keberkahan sebagai tali pengikat hati, bahwa
sejauh apapun jarak bukan menjadi asbab terpisahnya jalinan suci. Bahkan untuk
ukuran dimensi ruang dan waktu pun tidak. Karena sejatinya, ucapan salam tak
hanya sebatas dunia, melainkan syurga.
……salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (24:61)
Salam penghormatan kepada
mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: Salam; dan
Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (33:44)
Mereka tidak mendengar
perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka
rezkinya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang. (19:62)
(Kepada mereka dikatakan):
"Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (36:58)
Dengan
salam, kala itu pertama kali kita dipertemukan. Dengan salam, awal dimana
tatapan syahdu menjadi ketawadhu’an. dan Dengan salam, dimana awal untain kata mutiara sya’ir berubah
menjadi sebuah keteladanan.
Mekarnya turnera subulata adalah pertanda,
bahwa gederang aktivitas menusia telah dimulai untuk mencari rizki yang telah dilimpahkanNya.
Namun lebih dari itu, ketika si turnera masih menguncup dan embun tebal masih
sebagi selimut, bersama itu pula langkah kaki ini menembus rerimbunan Eleais
Guinensis. Hutan belantara, dimana ratusan orang mengadu nasibnya. Memeras
keringat, sebagai maklumat akan besarnya sebuah tanggung jawab.
tidak menjadi soal bahwa itu adalah jalan penuh
duri, atau pun usaha yang keringat darah seakan menjadi hal yang lumrah. Ini
adalah tentang tanggung jawab cinta... Sebagaimana dulu aku pernah berazam, bahwa
aku takkan engkau kelaparan, serta takkan ku biarkan engkau
kedinginan atau pun kepanasan.
Engkau adalah insan yang ku pilih atas pilihan
sadar cinta.. Menemani setiap langkah perjuangan dalam
meniti jalan kebenaran. Dimana hambatan, kesulitan, kesusahan dan penderitaan adalah
cara Allah untuk mendewasakan. lihatlah Fathimah dan Ali, didalam Penderitaanya,
terlahir anak-anak yang menjadi imam bagi generasi berikutnya. Didalam penderitaan mereka, sebenarnya kebahagiaan selalu menyertainya. Hanya
saja, kita terlalu silau dengan sesuatu yang nampak.
Sehingga kebahagiaan dan kesejahteraan hakiki hanya dipandang sebatas pada
materi. Lihatlah rumah mereka yang hanya tambal sulam seadanya, namun
si Kecil
Hasan, Husain, dan Zainab menangis karena roti berbuka mereka tidak segera
diberikan kepada peminta-minta.
Aku tahu, bahwa engkau bukanlah Fathimah yang
begitu setia dalam sengsara, tidak pula ‘Aisyah yang cerdas dalam hal analisa,
dan engkau juga bukanlah Khadijah yang begitu sempurna didalam menjaga. Engkau
hanyalah wanita akhir zaman yang berusaha untuk menjadi sholehah. Namun bagiku
engkau adalah sebuah anugerah, yang ditakdirkan oleh Allah kepada laki-laki
yang senantiasa berkeluh kesah. Maka segenggam tabah haruslah senantiasa
terasah, Agar kehidupan ini kian terarah.
sehingga apa yang di ucap, apa yang di lihat, dan apa yang di perbuat, kan
senantiasa menjadi berkah.
Sabar dan tabah, tak kan pernah terpisah. Maka
engkau yang disana duhai cinta.., Allah telah menjajikan ‘Adn kepada
segenap hambaNya.
(yaitu)
syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang
saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang
malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima
shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (13 : 23-24)
Aku
membutuhkan cahaya dikala gelap gulita. Langkahku tak kan terarah dikala cahaya
itu sirna. Karena sesungguhnya engkaulah pelita harapan. madrasah peradaban
bagi penutup kisah akhir perjuangan ksatria sastra mujahid dakwah dikancah
medan pertempuran. Karena itulah, engkau ku panggil “muxlimah cahaya azucena”
insyaAllah sebantar lagi aku
pulang, Nantikanku di pintu as-salam
Wassalamu’alaikum cinta..
Utrech,
28 Agustus 2012
muxafir_kelana
1 comment:
jok lalai undangane ya....
Posting Komentar