7 Maret 2012

Dari ananda, untuk Ibu dan Masjid

Kepada mentari yang  selalu menyinari hati, dalam segala kondisi..
assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

ku tuliskan surat ini kepada ibu. dapat dipastikan ibu tak mungkin bisa membaca untaian kata ini, karena memang ibu masih belum mengerti apa itu IT. jangankan internet, sms pun Ibu dan bapak masih belum memahami. tapi, atas kehendak Allah semua itu kan pasti terjadi. memang ibu mungkin tak bisa membaca secara langsung tulisan ini, tapi biarlah nanti keajaiban yang membacakan untaian cinta dari anakmu yang telah kau besarkan hingga seperti ini.

terimakasih telah mendidik ananda hingga menjadi seorang sarjana. meskipun ananda tahu bagaimana perjuangan ibu dan bapak untuk menyekolahkan anada. biarpun ananda mendapat beasiswa secara penuh ketika kuliah, tapi itu semua berkat do'a ibu dan bapak sehingga ananda mendapatkan beasiswa itu. meskipun anada harus tidur dan tinggal dimasjid selama 3 tahun ketika kuliah, tapi ananda senang. tak apalah orang dikata bahwa ananda adalah seorang yang kerjanya bersih-bersih masjid, dan menjadi guru TPA, tapi sekali lagi bahwa anada sangat senang. ketika kursus di kediri pun anada juga tinggal di masjid. ananda banyak belajar dari bapak-bapak di masjid. begitu pula dengan ibu-ibu di lingkungan masjid, yang terkadang memberikan makanan untuk kami yang tinggal di masjid.
kini anada ditengah hutan sumatera. meskipun semua fasilitas terpenuhi, namun ada satu hal yang ananda rindui. yaitu keinginan untuk terus di masjid. pasalnya, ananda masih belum di perbolehkan untuk keluar selama beberapa kurun waktu ini. meskipun jarak masjid lumayan jauh dari tempat ananda, namun jika pada akhirnya nanti anada di perbolehkan keluar, anada ingin sekali untuk terus berada di masjid.
mungkin sekarang ibu lagi menunggu dagangannya di depan rumah dan bapak yang mungkin saja sedang di sawah. anakmu yang terakhir ini, yang telah ibu dan bapak besarkan dengan memeras keringat, mengabarkan bahwa ananda baik dan sehat. bahkan berat badan ananda alhamdulillah naik. hehe... mudah2an ibu dan bapak tidak sakit-sakitan lagi ketika anada harus pergi di negeri lancang kuning ini. aamiin..
disini anada bersama teman-teman, jumlahnya 11 dengan ananda. 1 orang kristen. namun dia merupakan seorang kristen yang ta'at. dan hampir di pastikan semua kristen disni orangnya ta'at-ta'at. hal itu terlihat ketika sebelum makan atau pun sebelum tidur mereka sangat khusuk sekali ketika berdo'a. kadang ananda sangat iri dengan ke khusu'an mereka.
wajah ibu dan bapak yang menguatkan ananda untuk terus bertahan disini. meskipun ananda ditimpa kesulitan sekarang atau pun nanti, insyaAllah wajah ibu dn bapak yang akan menjadi penawar agar terus berada pada ketetapan hati. sebagus apapun fasilitas yang diberikan perusahaan kepada ananda, anada masih saja merindukan rumah bambu yang masih berlantaikan tanah, yang dindingnya dengan terang di tembus oleh cahaya matahari. merindukan mandi denga air sumur yang untuk mengambil airnya harus membutuhkan beberapa pembakaran kalori. merindukan marahnya mak idhon (nenek) yang menggunakan bahasa osing ketika ananda jahili... tapi ananda sadar, ini adalah bentuk latihan anada agar ananda harus terus bisa mandiri. harus berani meninggalkan orang-orang yang dikasihi jikalau panggilan jihad kan tiba pada suatu saat nanti...
ibu…, meskipun ibu dan bapak masih ummi terhadap Islam, tapi ananda berharap bahwa ibu dan bapak tetap istiqomah dalam menajalankan sholat. maafkan ananda yang masih belum bisa menjawab pertanyaan ibu dan bapak tentang banyak hal mengenai ilmu agama. dan maafkan ananda yang terkadang mearasa sok tahu dan sok pintar. insyAllah ananda akan belajar lebih giat lagi untuk memahami hidup ini dan memahami Islam.
anada juga sudah bukan anak kecil lagi. ananda juga masih ingat pesan ibu perihal teman yang akan menemani ananda, hingga ananda tua nanti. ke inginan ibu bahwa ananda harus mencari teman hidup yang bisa merawat ibu dan bapak insyaAllah akan anada usahakan. ananda hanya yakin bahwa Allah kan memasangkan orang yang baik dengan orang yang baik. dan ananda masih belajar untuk menjadi orang yang baik itu.
Sebenarnya ananda sudah menemukan seseorang yang ananda rasa cocok dengan ananda. Namun, ananda tak bisa berharap banyak. ananda hanya bisa berikhtiar semampu yang ananda bisa lakukan, dan selebihnya Ananda harus terus pasrahkan kepada Allah. Ananda juga mesti tahu diri, karena ananda pada dasarnya bukan siapa-siapa, itulah ilmu yang telah ibu ajarkan kepada ananda dan akan terus ananda tancapkan kedalam hati.
Ananda hanya menginginkan orang yang bisa ikhlas untuk menemani ananda dalam kondisi bagaimanapun jua, yang mengerti ananda dan pastinya bisa menyenangkan hati Ibu. Ananda tahu bahwa ikhlas itu adalah perkara yang sulit. Bahkan Sufyan ats-Tsauri, beliau berkata, “Tidak ada suatu perkara yang paling berat bagiku untuk aku obati daripada meluruskan niatku, karena niat itu bisa berubah-ubah terhadapku.”  Tapi, insyaAllah sambil jalan, ananda akan belajar untuk bisa menjadi orang yang ikhlas.
dengan berat hati bahwa anada harus mengabarkan bahwa pada lebaran nati, ananda masih belum bisa pulang. karena besar kemungkinanan anada akan di tugaskan di lain pulau. tapi insyaAllah.. keputusan Allah-lah nanti yang akan bicara.
do'a ananda kan senantiasa terpanjatkan untuk ibu dan bapak.
terimaksih, wasssalamu'alaikum waaroh matullah...




1 comment:

Posting Komentar